Sabtu, 25 November 2023

Hari Guru dan Tradisi Berbagi Hadiah Buket yang Makin Membudaya





SELAMAT HARI GURU💐💐💐

Bergantinya zaman ke zaman, banyak berganti pula gaya hidup dan kebiasaan2 masyarakat kita. Saya sendiri, sejak menjadi orang tua dan  berteman dengan beragam orang tua yang masih punya anak sekolah, jadi tahu tentang kebiasaan2 ortu jaman now yang bahkan mungkin sudah mulai membudaya di beberapa wilayah atau sekolah tertentu.


Salah satu atau duanya adalah praktik memberikan kado untuk guru di peringatan Hari Guru, memberikan kado untuk guru saat pembagian raport akhir semester atau kenaikan kelas, membagikan souvenir untuk anak-anak pasca ujian akhir semester/kenaikan kelas, memberikan kado untuk anak sebelum dan sesudah ujian, memberikan kado pra-pamitan pindah sekolah, dan momen-momen "kreatif" lainnya.


Melihat fenomena ini, respon dari teman ortu/yang belum jadi ortu pun beragam. Dari hasil beberapa observasi kecil saya, ada yang setuju-setuju saja (rata-rata bagi yang ekonomi keluarganya lebih, menengah atau penghargaan untuk pendidikan tinggi), ada yang kurang setuju (rata-rata yang ekonomi keluarganya menengah bawah, atau yang punya tanggungan beberapa anak sekolah).


 Karena alih-alih untuk memikirkan iuran kado atau pengadaan souvenir..untuk biaya sekolah atau kebutuhan sehari-hari saja kadang masih mepet atau minus. Setuju dengan kebiasaan ini artinya juga akan setuju ada tarikan iuran rutin di sekolah.


Kadang memang dilema yaa.. tapi kalau berbicara dari sisi sebagai pelaku usaha, ya justru ini jadi peluang yang baik dan positif sih karena artinya pasar itu semakin banyak dan luas, lapangan kerja bertambah, meskipun persaingan usaha juga semakin ketat.


 Ketat karena tidak hanya bersaing pelaku usaha lama tetapi juga banyak yang mendadak berbondong2 alih profesi untuk masuk ke ranah kreatif ini. Tapi ya gapapa, namanya juga berupaya menjemput rezeki ya kann🙃


Kalau kamu sendiri bagaimana sih melihat fenomena ini?


www.dafacreARTive.com






xoxo,
Dwi Ajeng Vye
founder dafacreARTive


#SemangatBerkaryaTerusBerdaya
#dafacreARTive
#buketsnack 
#CreativeArtnCraftProjects


Kamis, 20 Oktober 2022

Berbagi Semangat Berkarya dan Berdaya di Desapreneur Citra Mandiri Sitimulyo

Halo Sahabat Dafa, semoga kamu semua selalu sehat dan penuh berkah ya!

Mau sharing nih tentang momen tanggal 10 Oktober 2022 yang lalu kami mendapatkan kesempatan untuk menjadi narasumber dalam Pelatihan Ekonomi Kreatif yang diselenggarakan oleh tim Desapreneur Citra Mandiri Kalurahan Sitimulyo Kapanewon Piyungan Kabupaten Bantul. Pelatihan ini diikuti oleh sekitar 25 pelaku UMKM anggota Desapreneur Citra Mandiri Sitimulyo dan pelaku UMKM sekitar Kalurahan Sitimulyo. Desapreneur merupakan salah satu program strategis Pemerintah DI Yogyakarta untuk meningkatkan kompetensi ekonomi desa dalam mendorong percepatan pembangunan ekonomi di perdesaan. Dalam kesempatan ini kami berbagi mengenai Kiat Emak-Emak Jualan di Marketplace.

Sebagai perempuan wirausaha, sebutan "emak-emak" yang sering dimaknai sebagai perempuan yang sudah menikah, memiliki anak, memiliki multi peran, dan tugas, memiliki beragam tantangan dalam menjalankan usahanya, terutama di market place. Market place sebagai tempat berjualan kini menjadi salah satu solusi yang bisa dipilih oleh para pelaku UMKM dalam rangka meningkatkan penjualan produk usahanya. 

Sebagai penggiat UMKM, kami menyampaikan mengenai beberapa alasan mengapa pelaku UMKM perlu mencoba masuk dan berjualan di market place seperti Shopee, Tokopedia, Lazada, dan platform lainnya melalui inovasi perkembangan teknologi, perubahan gaya hidup masyarakat, barang yang dijual tidak terbatas, lebih efektif dan efisien, tingkat kepercayaan tinggi, mudah dipantau perkembangannya, modal minimalis, dan promosi lebih mudah.

Di sesi ini kami juga sharing mengenai langkah-langkah teknis umum berjualan di market place. Meskipun ada banyak kemudahan yang didapatkan dari berjualan di market place, pelaku UMKM tetap perlu melakukan strategi supaya produk yang dijual bisa laku terjual dan traffic toko meningkat. Adapun strategi yang dapat dicoba yaitu mengalihkan alur pembelian offline/online ke toko di market place, memanfaatkan fitur-fitur atau layanan yang ada di marketplace seperti program voucher diskon, free ongkir, iklan berbayar, memberikan layanan terbaik untuk customer dan mengajaknya untuk memberikan feedback/rating terbaik di toko, dan strategi lainnya.

Kami juga mengajak para peserta yang mau memulai berjualan di market place untuk memilih salah satu marketplace dahulu dan benar-benar ditekuni serta dimaksimalkan hingga berhasil, sebelum nantinya mencoba beberapa marketplace yang lain. Hal ini diperlukan mengingat para emak-emak memiliki aktivitas yang padat di ranah domestik maupun di lingkungan masyarakat sehingga agar lebih fokus dalam mengelola market placenya.


Motivasi agar terus semangat berkarya dan berdaya melalui usaha yang sudah dirintis, kaum ibu sangat perlu untuk terus meningkatkan ketrampilan diri agar dapat beradaptasi di era digital. Smartphone atau gawai pintar harus dimanfaatkan dengan cerdas agar keberadaannya dapat membantu mencerdaskan diri, membantu mengembangkan usaha, dan meningkatkan pendapatan ekonomi. jejaring pertemanan yang sehat/satu frekuensi juga menjadi penting aga
r mereka dikelilingi oleh energi positif yang mengajak pada kebaikan dan kontinuitas dalam penumbuhan diri yang lebih baik lagi.

Kadang mikir...sebenarnya perempuan atau yang udah emak-emak itu nggak selalu butuh belajar tentang isi materi pelatihannya, tetapi lebih pada bagaimana mereka bisa menemukan lingkaran forum yang bisa saling support, saling mendengarkan, dan saling menyemangati satu sama lainnya. Mungkin istilahnya butuhnya adalah support system(?).

Maka seriiing menemui (pernah juga mengalaminya sendiri🙃) saat masih di forum acara semangat bangettt, tapi pulang2 udah sibuk lagi dengan kerjaan domestik terus jadi lupa dan lesu lagi, ikut pelatihan2 lagi dapet semangat lagi, begitu seterusnya. Ujung2nya jadi *banyak belajar minim praktik*🥲.

Mungkin itu juga ya salah satu pentingnya kita punya lingkaran pertemanan/lingkungan yang sehat dan sefrekuensi #WomenSupportWomen , supaya sesama perempuan bisa terus saling nyemangatin, ngesupport, ngecharge dan optimis bertumbuh. Minimal bisa mengurangi energi2 negatif yang masuk ke diri kita💛

Baca juga artikelnya di sini ya Sahabat, semoga bermanfaat :))

https://baznas.go.id/Zcd/baca/BAZNAS_Ajak_Para_Emak_Semangat_Berkarya_dan_Berdaya_di_Bantul/RElub2NFa3h2WTRNTUliOHF1RXhtQT09

 

Xoxo,

Dwi Ajeng Vye

Minggu, 28 Agustus 2022

Pasar Kangen 2022: Ajang Reuni Craftpreneur Perempuan

Halo, Sahabat Dafa!
Alhamdulillah bulan Agustus 2022 menjadi kesempatan baik buat kami dan teman-teman craftpreneur untuk bisa bertemu dan berkolaborasi di event bazar Pasar Kangen 2022. Bersyukur juga, setelah tiga tahun revent tahunan ini bisa kembali digelar di Taman Budaya Yogyakarta tepatnya tanggal 18-27 Agustus 2022, yaah meskipun pada tahun ini kami kebagian booth di sisi belakang :(.
 
 
foto by: risao
    


Tahun 2022 ini dafa creARTive kembali kolaborasi bareng Jenthik Manik, Sweetpeppermint, Green Rain, dan Uji Handayani. Meskipun kebagian di sisi belakang, tetapi yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya adalah tahun ini jumlah booth lumayan banyakkk dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

foto by: dwiajengvye


foto by: dwiajengvye

Hal yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, mungkin tahun ini kami hanya bisa ikut jaga stand sebentar (tidak penuh) karena harus berbagi energi sebagai pregnant. Tapi beruntungnya teman-teman craftpreneur sangat support sehingga kami banyak dibantu oleh semuanya. Alhamdulillaaah! <3


foto by: dwiajengvye
 
 
Terimakasih Mbak Dhita, Mbak Riana, Mbak Ratih dan Ujii yang udah lovable di event ini. Semoga next event bisa berkolaborasi dengan lebih semangat dan powerful. Semangat berkarya terus berdaya, ya! :))


foto by: dwiajengvye




xoxo,
Dwi Ajeng Vye
founder dafa creARTive

Jumat, 29 Juli 2022

Perbaiki Mindset sebagai Pengusaha Sebelum Naik Kelas!


Pada hari Senin-Rabu, 25-27 Juli 2022 dafa creARTive berkesempatan ikut kegiatan pelatihan Peningkatan Kapasitas Produksi yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi UKM DIY di Hotel Tara Jl.Magelang Sleman Yogyakarta. Kegiatan yang diikuti oleh sekitar 60 pelaku UMKM di wilayah D.I.Yogyakarta ini diisi oleh narasumber dari tim BHMTC (Bio Hadi Kesuma Training Center) yakni Mas Bio, Mas Rama Trishel, Mbak Annisa dari Ipang Production dan juga Mbak Betty dari Nayo Yogurt.

Hal yang menarik dari pelatihan kali ini, meskipun judulnya adalah Peningkatan Kapasistas Produksi tetapi kalau kami boleh menyebutnya lebih pada seperti class mind teraphy. Itu karena kami merasa pembenahan mindset yang diberikan di awal ini semacam langkah dasar dalam menjalankan bisnis. Jadi kalau mindsetnya udah bener dalam artian mateng dan siap, maka rangkaian proses dalam pengelolaan bisnis itu bisa sangat dijalankan termasuk peningkatan kapasitas produksi. Bersyukur sekali sih ikut di pelatihan kali ini karena berbeda dari teori-teori serupa yang pernah dipelajari.

Dari sekian bahan isi materi pelatihan kemarin, nih kami bagi beberapa poin yang bisa juga kamu pelajari:

1. Pentingnya konsep 5R/5S Kaizen dalam menjalankan bisnis, yaitu Seiri (Ringkas), Seiton (Rapi), Seiso (Resik), Seiketsu (Rawat), dan Shitsuke (Rajin).

2. Ketika ada masalah, maka diusahakan agar berhenti sejenak dan memetakan masalahnya agar pengusaha bisa fokus pada solusi, bukan masalah.

3. Menjadi fokus pada spesialis produk tertentu agar memiliki ke-khas-an produk.

4. Pelaku UMKM direkomendasikan untuk masuk di pasar menengah agar mendapatkan harga yang baik.

5. JIka masih kerja sendiri, maka perlu ada pembagian jam kerja (fokus mengerjakan manajemen dan keuangan) dan jam produksi (fokus mengerjakan produksi) agar bisnis berjalan stabil.

6. Lanjutan dari konsep 5S/5R Keizen diturunkan menjadi alur kerja, diturunkan lagi menjadi Standar Operasional Prosedur (SOP), diturunkan lagi menjadi pendataan alat yang benar-benar dibutuhkan dalam bisnis, dan bermuara pada tahapan QC (Quality Control).

7. Pengusaha yang pernah merasakan menjadi karyawan / ikut bekerja di perusahaan orang lain, diharapkan dapat melakukan kedisiplinan di usaha milik sendiri sebagaimana saat masih bekerja di tempat orang lain, misal: ada jam kerja teratur, mendapatkan gaji bulanan, dll.

8. Produk merupakan solusi untuk permasalahan yang dihadapi orang lain. Sehingga perlu dilakukan survey pasar dan menyasar pada calon konsumen yang tepat sesuai permasalahan yang dihadapinya.

9. Kita adalah brand ambassador usaha/produk kita, sehingga diusahakan selalu membawa atau menggunakan produk kita sendiri di manapun agar orang lain mengenali produk kita.



 
Itu sih ringkasan poin yang kemarin kami dapatkan. Bisa jadi poin tersebut berbeda dengan yang didapatkan oleh pelaku UMKM yang lain karena beda orang juga beda sudut pandang dalam memahami yaa. Penjelasan lebih detail mungkin bisa bagi di tulisan-tulisan yang akan datang, mudah-mudahan yaa. Yap, meskipun singkat kali ini tapi semoga bermanfaat ya!
 
 
 
xoxo,
Dwi Ajeng Vye

Minggu, 19 Juni 2022

Pentingnya Perempuan Rajin Upgrade Ketrampilan


 


Terlepas dari suami bekerja atau tidak, menjadi perempuan teteup perlu memiliki independensi ekonomi. Bukan untuk bersaing ya, tapi untuk bisa saling bantu cukup-mencukupi. Namanya juga hidup, pasti ada fase rezeki sedang lebih, lancar, seret, minus, minus kuadrat dst. Apapun kondisinya kita dituntut untuk serba siap dan siap menghadapi perubahan. Pengalaman pandemi kemarin sudah sangat banyak mengajari kita tentang itu. Apalagi anak makin besar, makin ke sini tanggungjawab orang tua makin banyak. Makin ke sini biaya pendidikan, biaya hidup, biaya kesehatan dan biaya lain-lain juga makin besar ya buuk.


Terlepas dari status kita lulusan apa, sekolah di mana, fase cemas akut yang saya alami jelang lulus kuliah dulu justru lebih banyak bertanya dalam diri "setelah lulus dan dapat ijazah, saya mau ngapain ya? Saya bisa apa saja ya? Apa yang nanti bisa saya perbuat secara nyata di masyarakat? Apa artinya nilai bagus dari sekolah bagus kalau saya ternyata nanti tidak bisa berbuat sesuatu yang bermanfaat dan bermakna di lingkungan saya?" dan pertanyaan2 kecemasan tentang "pertanggungjawaban diri" lainnya. 

Dan, daripada sibuk berlama2 pasif menunggu jawaban lamaran pekerjaan, kita bisa loh memulai obah membangun lapangan kerja sendiri. Ya minimal untuk diri kita sendiri, Alhamdulillah kalau juga punya cita2 untuk orang lain semoga diijabahi Yang Maha Baik. Aamiin yaa. Terlepas dari suara2 miring "lulusan xxx kok cuma kerja di rumah, kok cuma kerja begini begitu aja?". Yaah, kalau saya ya udah sih biarin, toh mengutip tagline produk apa ituu?🤭 ~manis(pahitnya)nya hidup kita yang tentukan~. Bukan orang lain👌🏻.

 Justru berwirausaha itu sebuah keberanian, berdamai dengan ketakutan2 dan seni membangun strategi menghadapi resiko A B C dst, solusi nyata untuk mengurangi pengangguran dan ketidakberdayaan. Juga jadi sebuah langkah menyayangi diri sendiri, menghargai diri kita sendiri, menghargai potensi/skill diri, meyakini diri bahwa kita bisa loh berdaya secara mandiri, plus menjadikan diri kita BERNILAI. Ujung-ujungnya sih juga akan turut membantu meningkatkan perekonomian negara karena kita jadi rutin bayar pajak ya😁. 


Itu sih (baru) sedikitnya alasan kenapa perempuan perlu banget banget punya ketrampilan, menekuninya dan wajib  mengupgradenya. Termasuk Ibu2 SRIMPY binaan Divisi Pemberdayaan Ekonomi Pedesaan BAZNAS Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)  RI dan Rumah Pintar Pijoengan ini yang kemarin lusa semangat banget belajar bikin pola dan potong bahan seragam anak. Harapannya supaya ke depan mereka jadi lebih terampil dan mampu menjadikan ketrampilannya sebagai modal pendukung usaha menjahit, yang berujung pada peningkatan kesejahteraan ekonomi keluarganya. Aamiin🙏🏻. Maturnuwun Ibu Han Riana Rahmawati sudah berbagi kesempatan dan ketrampilan, sehat terus Buu🥰🤗.

Semangat terus bertumbuh, Ibu-Ibuu dan para perempuan hebat!💚


xoxo,
Dwi Ajeng Vye

 

Senin, 13 Desember 2021

Bereksperimen Bersama Totebag by Dwi Ajeng Vye


Inget banget jaman belum punya mesin jahit dulu kami menjahit dan berkarya jahit benar-benar manual menggunakan tangan. Capek? pasti. Tapi apalah daya, saat itu memang sedang jaman skripsi dan kuliah akhir jadi anggaran dana belum prioritas untuk beli mesin jahit.

Di sela-sela proses menjahit manual, pertama kalinya kami membuat totebag yang bisa kamu baca sekaligu coba praktikkan misal kamu juga belum punya mesin jahit. Seperti apa sih pengalamannya? yuk baca cerita lengkapnya di link berikut 

 

Berekesperimen Bersama "Totebag" by @dwiajengvye