Jumat, 29 Juli 2022

Perbaiki Mindset sebagai Pengusaha Sebelum Naik Kelas!


Pada hari Senin-Rabu, 25-27 Juli 2022 dafa creARTive berkesempatan ikut kegiatan pelatihan Peningkatan Kapasitas Produksi yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi UKM DIY di Hotel Tara Jl.Magelang Sleman Yogyakarta. Kegiatan yang diikuti oleh sekitar 60 pelaku UMKM di wilayah D.I.Yogyakarta ini diisi oleh narasumber dari tim BHMTC (Bio Hadi Kesuma Training Center) yakni Mas Bio, Mas Rama Trishel, Mbak Annisa dari Ipang Production dan juga Mbak Betty dari Nayo Yogurt.

Hal yang menarik dari pelatihan kali ini, meskipun judulnya adalah Peningkatan Kapasistas Produksi tetapi kalau kami boleh menyebutnya lebih pada seperti class mind teraphy. Itu karena kami merasa pembenahan mindset yang diberikan di awal ini semacam langkah dasar dalam menjalankan bisnis. Jadi kalau mindsetnya udah bener dalam artian mateng dan siap, maka rangkaian proses dalam pengelolaan bisnis itu bisa sangat dijalankan termasuk peningkatan kapasitas produksi. Bersyukur sekali sih ikut di pelatihan kali ini karena berbeda dari teori-teori serupa yang pernah dipelajari.

Dari sekian bahan isi materi pelatihan kemarin, nih kami bagi beberapa poin yang bisa juga kamu pelajari:

1. Pentingnya konsep 5R/5S Kaizen dalam menjalankan bisnis, yaitu Seiri (Ringkas), Seiton (Rapi), Seiso (Resik), Seiketsu (Rawat), dan Shitsuke (Rajin).

2. Ketika ada masalah, maka diusahakan agar berhenti sejenak dan memetakan masalahnya agar pengusaha bisa fokus pada solusi, bukan masalah.

3. Menjadi fokus pada spesialis produk tertentu agar memiliki ke-khas-an produk.

4. Pelaku UMKM direkomendasikan untuk masuk di pasar menengah agar mendapatkan harga yang baik.

5. JIka masih kerja sendiri, maka perlu ada pembagian jam kerja (fokus mengerjakan manajemen dan keuangan) dan jam produksi (fokus mengerjakan produksi) agar bisnis berjalan stabil.

6. Lanjutan dari konsep 5S/5R Keizen diturunkan menjadi alur kerja, diturunkan lagi menjadi Standar Operasional Prosedur (SOP), diturunkan lagi menjadi pendataan alat yang benar-benar dibutuhkan dalam bisnis, dan bermuara pada tahapan QC (Quality Control).

7. Pengusaha yang pernah merasakan menjadi karyawan / ikut bekerja di perusahaan orang lain, diharapkan dapat melakukan kedisiplinan di usaha milik sendiri sebagaimana saat masih bekerja di tempat orang lain, misal: ada jam kerja teratur, mendapatkan gaji bulanan, dll.

8. Produk merupakan solusi untuk permasalahan yang dihadapi orang lain. Sehingga perlu dilakukan survey pasar dan menyasar pada calon konsumen yang tepat sesuai permasalahan yang dihadapinya.

9. Kita adalah brand ambassador usaha/produk kita, sehingga diusahakan selalu membawa atau menggunakan produk kita sendiri di manapun agar orang lain mengenali produk kita.



 
Itu sih ringkasan poin yang kemarin kami dapatkan. Bisa jadi poin tersebut berbeda dengan yang didapatkan oleh pelaku UMKM yang lain karena beda orang juga beda sudut pandang dalam memahami yaa. Penjelasan lebih detail mungkin bisa bagi di tulisan-tulisan yang akan datang, mudah-mudahan yaa. Yap, meskipun singkat kali ini tapi semoga bermanfaat ya!
 
 
 
xoxo,
Dwi Ajeng Vye

Tidak ada komentar:

Posting Komentar